TUGAS 1 ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

JARINGAN SARAF TIRUAN

(ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

Ø  Jaringan Saraf Tiruan

Jaringan saraf tiruan (JST) atau neural network adalah suatu metode komputasi yang meniru sistem jaringan saraf biologis. Metode ini menggunakan elemen perhitungan non-linier dasar yang disebut neuron yang diorganisasikan sebagai jaringan yang saling berhubungan, sehingga mirip dengan jaringan saraf manusia. Jaringan saraf tiruan dibentuk untuk memecahkan suatu masalah tertentu seperti pengenalan pola atau klasifikasi karena proses pembelajaran.
                   
Layaknya neuron biologi, JST juga merupakan sistem yang bersifat “fault tolerant” dalam 2 hal. Pertama, dapat mengenali sinyal input yang agak berbeda dari yang pernah diterima sebelumnya. Sebagai contoh, manusia sering dapat mengenali seseorang yang wajahnya pernah dilihat dari foto atau dapat mengenali sesorang yang wajahnya agak berbeda karena sudah lama tidak menjumpainya. Kedua, tetap mampu bekerja meskipun beberapa neuronnya tidak mampu bekerja dengan baik. Jika sebuah neuron rusak, neuron lain dapat dilatih untuk menggantikan fungsi neuron yang rusak tersebut.

Jaringan saraf tiruan, seperti manusia, belajar dari suatu contoh karena mempunyai karakteristik yang adaptif, yaitu dapat belajar dari data-data sebelumnya dan mengenal pola data yang selalu berubah. Selain itu, JST merupakan sistem yang tak terprogram, artinya semua keluaran atau kesimpulan yang ditarik oleh jaringan didasarkan pada pengalamannya selama mengikuti proses pembelajaran/p pelatihan.

Hal yang ingin dicapai dengan melatih JST adalah untuk mencapai keseimbangan antara kemampuan memorisasi dan generalisasi. Yang dimaksud kemampuan memorisasi adalah kemampuan JST untuk mengambil kembali secara sempurna sebuah pola yang telah dipelajari. Kemampuan generalisasi adalah kemampuan JST untuk menghasilkan respons yang bisa diterima terhadap pola-pola input yang serupa (namun tidak identik) dengan pola-pola yang sebelumnya telah dipelajari. Hal ini sangat bermanfaat bila pada suatu saat ke dalam JST itu diinputkan informasi baru yang belum pernah dipelajari, maka JST itu masih akan tetap dapat memberikan tanggapan yang baik, memberikan keluaran yang paling mendekatiJaringan saraf tiruan berkembang secara pesat pada beberapa tahun terakhir. Jaringan saraf tiruan telah dikembangkan sebelum adanya suatu komputer konvensional yang canggih dan terus berkembang walaupun pernah mengalami masa vakum selama beberapa tahun.

JST menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu:

1. Pengetahuan diperoleh jaringan melalui proses belajar.

2. Kekuatan hubungan antar sel syaraf (neuron) yang dikenal sebagai bobot-bobot sinaptik digunakan untuk menyimpan pengetahuan


Ø  CONTOH PENERAPAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Algoritma ANN lahir dari gagasan seorang psikolog Warren McCulloch dan Walter Pitts pada 1943 yang menjelaskan cara kerja jaringan syaraf dengan perangkat jaringan elektronik.

Didalam dunia seismik eksplorasi, algoritma ANN sudah cukup populer diaplikasikan, diantaranya untuk identifikasi noise, estimasi wavelet, analisa kecepatan, analisis gelombang geser, autotracking reflector, prediksi hidrokarbon, karakterisasi reservoir, dll.

Konfigurasi sederhana algoritma ANN dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini:


Courtesy Hampson Russell
Dari gambar di atas terlihat bahwa, prinsip dasar ANN adalah sejumlah parameter sebagai masukan (input layer) diproses sedemikian rupa didalam hidden layer (perkalian, penjumlahan, pembagian, dll.), lalu diproses lagi didalam output layer untuk menghasilkan sebuah output.


Courtesy Hampson Russell

Gambar diatas menunjukkan contoh penerapan ANN untuk data seismik, katakanlah kita memiliki beberapa input seperti impedance (x1), reflection strength (x2), instantaneous frequency (x3),… dll . yang akan digunakan untuk memprediksi porositas reservoir sebagai output. Maka secara sederhana porositas reservoir akan didapatkan dengan mengkalikan setiap sampel data input dengan suatu pembobotan (weight) lalu dijumlahkan, lalu hasil penjumlahan tersebut menjadi input untuk fungsi aktivasi untuk menghasilkan parameter porositas.

Fungsi aktivasi tersebut dapat berupa sigmoid function ataupun hyperbolic tangent function (perhatikan keterangan dibawah ini).


Courtesy Hampson Russell
Tentu kita menginginkan agar nilai porositas yang diprediksi semirip mungkin dengan nilai porositas yang sesungguhnya, dengan kata lain kita harus memiliki nilai selisih (baca error) antara nilai prediksi dengan nilai sesungguhnya yang sekecil mungkin, untuk tujuan ini didalam algoritma ANN di atas, kita harus melakukan updating nilai weight untuk masing-masing input.


Sumber :
Yani, Eli. (2005). Pengantar Jaringan Saraf Tiruan. Artikel kuliah.
Puspitaningrum, Diyah. (2006). Pengantar Jaringan Saraf TiruanPenerbit Andi. Jogjakarta




0 komentar:

Posting Komentar

Disney The Little Mermaid Ariel Glitter
 
SOFTSKILL Blog Design by Ipietoon